Angkot adalah rajanya bogor. Bahkan taxi pun tidak bisa beroperasi karena monopoli ini. Hujan pun kalah. Bogor pun jadi kota angkot.
Selasa, 29 April 2014
Suudzon
Pagi ini di angkot menuju kantorku. Pukul setengah delapan pagi, dan jalanan merayap karena macet. Angkot yang kutumpangi cuma isi di depan dan di belakang aku sendirian
Tiba-tiba angkot berhenti dan menaikkan seorang buta.
Aku perhatikan orang buta tersebut beserta aktivitasnya.
Dia duduk di pojok dekat supir, memakai kaos dan ransel yang dekil.
Memakai kaca mata hitam.
Kemudian dia mulai mengeluarkan uang 2000 an dari ranselnya, selembar demi slembar.
Ada sampai seratus-an lembar yang di tata di tangannya
Banyak banget deh.
Iri juga gw, sarjana kalah duitnya dari orang buta.
Pasti ini orang ngemis kalau nggak ngamen.
Mulailah perasaan tidak adil itu muncul, khan sdh jamak pekerjaan ngemis atau ngamen memang duitnya banyak.
Capek-capek studi kalah ama orang ngemis...huh...
Terbersit untuk motret dan diupload di kaskus.....
Kemudian ada ibu ibu naik angkot yang aku tumpangi, dan langsung duduk di samping orang buta tersebut.
Diantara kedua orang tersebut ternyata sudah saling tahu (bukan mengenal), dan terjadilah percakapan.
"wah duitnya banyak mas, usaha apa?"
"ini bu, dgang krupuk.."
dst yang tidak penting lagi
Seketika gw istighfar sama Allah atas prasangka buruk saya. Semoga Allah mengampuni.
jadi sebuah cerminanan , betapa mudah hati ini berprasangka.
Semoga Allah menjadikan gw jadi orang yang lebih baik.
Jakarta 30 April 2014
Langganan:
Komentar (Atom)