Dan badai ditambah dengan pandemi, work from home dll.
Jujur, ciut nyaliku dgn pandemi ini. Belum siap ninggalin istri anak. Belum siap ninggalain anak.Tapi apakah kematia menunggu siap. Bahkan sering datang tiba tiba. Setiap yg bernafas pasti mati. Pff...
Pandemi ini memaksaku memahami dan mengimani firmanNya. Ternyata selama ini aku hanya hafal tanpa mengimani. Memaksa untuk melakukan ijtihad atas banyak hal. Memaksa manusia untuk menyadari bahwa akhirnya kita akan sendirian. Mati sendiri. Bahkan ngubur aja susah. Jamaah bubrah. Merekonstruksi dogma agama yg selama ini terpatri. Dan menyadari betapa gagapnya ilmu agama yg kupahami untuk hadapi pandemi. Intinya kita memang lupa mati.
Mati memang inti dari agama itu sendiri, dan aku ternyata belum mengimani. Maafin aku ya Allah...