Angkot adalah rajanya bogor. Bahkan taxi pun tidak bisa beroperasi karena monopoli ini. Hujan pun kalah. Bogor pun jadi kota angkot.
Rabu, 10 April 2019
How Can I Forgive You - #1
Tulisan berikut disarikan dan terjemahkan secara bebas dari buku :
"HOW CAN I FORGIVE YOU " karangan Janis Abrahms, Ph D
Sebuah Pengantar dari blogger
Memaafkan. Begitu sulit. Bukan terhadap keluarga kita, istri, atau anak kita. Bukan, bukan itu.
Tapi kepada seseorang, yang sungguh tidak layak untuk dimaafkan. Kenapa tidak layak? Karena orang tersebut tidak menyesal, bahkan tetap menganggap dirinya benar. Tapi mengapa masyarakat tetap membebani sesorang untuk memaafkan orang yang tidak layak tersebut? Ada apa? Mengapa standar moral itu terasa ganjil.
Terasa ganjil, karena beban itu tertanggung kepada korban. Korban harus memaafkan, kalau nggak dia tidakmemenuhi standard moral. Apakah memang begitu.
Akhirnya kita hidup dalam kebohongan. Kita memaafkan, tapi rasa perih dan sakit itu makin dalam tertancap. Setiap bertemu orang tersebut, yang tanpa rasa penyesalan, rasa sakit kembali menganga. Forgiven but not forgotten. Lha, kenapa ada paradoks itu.
Sedangkan Allah SWT, tidak akan memaafkan umatnya yang tidak mau bertobat. Tapi kenapa manusia dibebankan standar moral yang sebegitu tinggi? Why?
Semua pertanyaan itu terjawab, lewat buku ini. Ada suatu istilah yaitu : MENERIMA. Acceptance. Dan kata itu menjadi kotak pandora yang menjawab semua pertanyaanku itu. Penulis tidak bertutur dari standar moral agama, religi atau kepercayaan yang mengawang di langit. Tapi berdsarkan pengalamannya sebagai seorang psikatris.
Ternyata akar dari standard tersebut berasal dari salah satu agama, yang kebetulan bukan menjadi agama saya. Namun berdasarkan agama yang saya anut, memaafkan dengan tanpa syarat tersebut bukanlah suatu kewajiban, walau bila kita melakukannya surga ganjarannya. Namun sebagai manusia biasa kit berhak menuntut balas tapi secara tidak berlebihan. Itulah QISASH.
Berlanjut ke How CAn I Forgive You #2.............
