ATHEIS or ISLAM or MUNAFIK
Apakah Tuhan Maha Kuasa? Apakah dia Kuasa untuk menciptakan batu yang sangat sangat besar sehingga Dia tak mampu untuk mengangkatnya?
Siapakah yang menciptakan Tuhan?
Kalau benar Tuhan ada mengapa Ia mendiamkan semua kejahatan di muka bumi?
Sebelum kita mencoba menganalisa lebih dalam pertanyaan pertanyaan di atas maka ijinkanlah saya untuk membahas dua buah kerangka berpikir terbesar manusia :
1.Filsafat
2.Agama
Filsafat pada dasarnya adalah cikal bakal ilmu pengetahuan. Sumbernya adalah keraguan, semua harus dibuktikan. Dari filsafatlah lahir segala metode pembuktian ilmiah, penelitian, etika dan logika serta rasio berpikir manusia. Beranak pinak menjadi ilmu kedokteran, fisika, biologi, ekonomi dan hukum. Segala ilmu di atas jelas telah membawa peradaban dan kehidupan yang lebih baik bagi manusia. Teknologi yang paling canggih sekalipun berawal dari fisafat yang sederhana. Singkat kata Otak adalah sumber dari segala konsep berpikir filsafat.
Agama , suka atau tidak suka adalah dogma. Kita meyakini tanpa perlu melihat. Tanpa perlu membuktikan. Keraguan, pembuktian, bahkan ujian ilmiah sangat bertentangan dengan dogma. Memang dalam penjabarannya agama juga membuktikan pembuktian, pemikiran, musyawarah mungkin perdebatan serta logika. Tapi itu untuk detail detailnya, kembangannya. Sedangkan akidah dasarnya adalah dogma yang diyakini secara utuh dan bulat. Singkat kata Iman adalah sumber dari segala konsep berfikir agama.
Jelas kedua hal tersebut adalah sangat bertentangan. Tapi apakah demikian ?
Mungkinkah kedua hal tersebut berdampingan?
Ada kisah anekdot tentang pertentangan kedua hal tersebut:
Suatu ketika rekan engineer yang mendesain sebuah gedung melaporkan hasil perhitungannya pada Boss. Boss yang atheis menanyakan pada si engineer yang benar benar seorang Islam yang taat. “hai engineer, sudah dihitung, bagaimana kuatkah gedung tersebut” kata Boss. Si Engineer menjawab “Insya Allah Pak”. “Lho bagaimana, sudah dihitung belum, kok Insya Allah,jadi engineer yang tanggungjawab dong”
Engineer menjawab “ Lha, semua hitungan itu khan asumsi Pak, code juga asumsi Pak. Saya sudah mendesain dengan maksimum sebagai manusia. Lha kalau Allah menghendaki rubuh saya mau apa Pak.?”
Ingatkan kita pernah belajar tentang Biologi, proses evolusi, proses terjadinya bintang dan alam semesta. Dan teori penciptaan, dimana alam menciptakan dirinya sendiri. Hayo, apakah itu tidak bertentangan dengan agama yang kita yakini? Jujur dulu sih saya apalin aja karena pengen dapat nilai. Tapi apakah sebaiknya nilai Islam yang KAFFAH itu mulai ditanamkan dari kecil. Mengapa kita dididik menjadi munafik dari kecil?
Waktu shalat..khusuk banget. Eh giliran terima amplop sogokan, lupa segala janji sama Allah yang diucapkan waktu shalat. Bahkan mengucap Alhamdulillah.
Waktu puasa rajin banget minta maaf kiri kanan. Tapi kesalahan dia yang mana, dia nggak tahu. Lalu mengapa meminta maaf, dan bagaimana dia mau tidak mengulangi kesalahan lha kesalahan dia aja nggak tahu?
Apakah pertentangan kedua alur berpikir yang dipaksakan ini dari kecil telah membuat kita menjadi manusia munafik? Bukan Islam sejati bukan pula atheis, just in between.
Mau?