Senin, 19 Desember 2016

Nyinyir? Anjir!

Makin Mahir Nyiyir .

Kayaknya fenomena sekarang yg terjadi. Apa-apa dinyinyirin. Pilpres calonnya kalah, yang menang dinyinyirin. Pilkada juga. Polisi nangkep teroris, nyinyir dibilang pengalihan isu. Trus sekarang keluar uang baru, nyinyir karena ad gambar pahlawan perang yang konon kafir.

Sebetulnya memahami fenomena nyinyir ini sederhana. Akar masalahnya kedengkian, kebencian. Yang berani mati mungkin melawan dengan kekerasan, bom bunuh diri, demo anarkis. Yang nyalinya nanggung ya mungkin demo. Nah yang nyali pas pasan memang aktivitas yang pas yaitu nyinyir.

Trus, apakah kita sendiri gak pernah nynyir. Pernah lah…ayo jujur. Tetangga bersikap kampungan kita nyinyir, pak rt maen ma janda sebelah ya kita juga nyinyir.


Trus gimana dong, nyinyir enak je. Asik gitu lho. Pas nyinyir kita serasa menemukan kegembiraan melihat orang lain lebih rendah dari kita…NAH!!!

Postingan tanggal tua :)

Me and hipertensi -part 1

Dalam kesempatan ini saya akan menceritakan penyakit bawaan saya, yaitu hipertensi (selain asam urat, dan HNP).
Seseorang bisa dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darahnya lebih besar dari 130/90 sedangkan idealnya adalah 120/80.  Disini saya tidak akan menceritakan secara medis  (bisa browse sendiri), namun akan coba ceritakan hal hal yang khusus, yang mungkin bisa diambil manfaatnya bagi pembaca semua.

Saya sadar menderita hipertensi ketika SMA saat donor darah. Saat ditensi, terdeteksi tinggi, tapi saya denial. Ketika mulai diambil darahnya, sangat cepat selesai, padahal teman sebelah yg diambild darah bersamaan belum selesai, tapi saya jauh lebih cepat.

Ketika mulai kuliah, saya mendaftar UKM Merpati Putih, dan ditest kesehatan sebagai syarat. Hasilnya tensinya tinggi, bahkan hampir tidak diterima. Namun, lagi lagi denial, dan bilang bahwa kemaren kurang tidur krn mengerjakan tugas dll.
Akhirnya tetap diterima....:)

Ketika mulai bekerja di umur 23 thn an, test lagi tanpa sengaja. Hasilnya 150/110. Kali ini saya tidak bisa menolak, dan berprinsip ini harus diselesaikan. Karena kondisi keuangan yg pas pasan, hanya bisa berobat ke klinik 24 jam daerah Tanah Abang. Setelah diobati berkali kali, ditest ginjal (hasilnya ginjal baik-baik saja), berbagai obat (yang murah tentunya) tidak membawa perubahan. Ya udah…akhirnya terlupakan…

Kenapa selama ini saya cenderung mengabaikan dan tidak menerima kenyataan itu :

  • Berat waktu itu ideal, tidak gemuk (182 cm- 78 kg)
  • Rajin olahraga, lari 5 – 10 km sudah biasa
  • Tidak terdeteksi pusing-pusing

Nah..masalah mulai timbul setelah berumur 40 thn-an . Berat badan mulai overweight (182 cm-92 kg), keluhan vertigo dan pusing mulai mampak, stamina jelek (mulai mager)  dan sering sakit.

Karena punya anak masih kecil, dan jadi tumpuan pencari nafkah utama dalam keluarga, maka memang aku harus bertekat untuk memperbaiki. Memang berat untuk sembuh, yah…minimal nunda kolaps..he..he... Minimal kelak di akhirat aku bisa mempertanggungjawabkan sikapku yang tidak merawat kesehatan. Masalah umur, pasrahin  ma Tuhan aja.

Beberapa target yang mulai saya di tahun 2017 ini di antaranya :

  • Menurunkan berat badan sd 80 kg (susssahhhhh….banget…..)
  • Berolahraga ringan secara rutin minimal 4 kali sehari.
  • Rutin minum obat amlodipin dan alupurinol (asam urat)
  • Lebih rileks.

Semoga bisa.....

Jakarta 20 Desember 2016.

Minggu, 18 Desember 2016

Puisi akhir 2016

Istriku

Aku ingin mati dipangkuanmu
Sambil bersenda gurau mentertawakan kehidupan
Menjilat luka dan menikmati pedih derita
Tersenyum mengenang bodohnya kita bersama

Aku ingin mati dipangkuanmu
Meghitung uban serta dosa
Lupakan surga serta neraka
Karena kita ciptakan surga kita

Menyaksikan anak kita mendewasa
Dan jasad  kita yang merenta
Tak pernah ada yg ingin kita lupakan
Karena tak ada yang kebetulan.

Aku ingin mati dipangkuanmu
Menyambut kekasih yang kita cintai bersama



Jakarta, 19/12/2016

Selasa, 13 Desember 2016

ANGER INSIDE

Hari itu aku mengenang sebagai hari tersedih dalam hidupku. Bahkan aku tidak kuasa menceritakan yang terjadi. Dan semua itu terjadi karena sifat marah dan kasarku. 

Mestinya aku bersyukur diberi Tuhan istri yang penyabar dan anak yang penurut. Namun sungguh bisa dipahami bahwa kesabaran mereka pun ada batasnya, kasarku sudah melampaui batas.
Istriku sering bertanya,Ayah aku yakin kamu menyayangi kami tapi kenapa saat engkau marah seakan kami adalah musuh kami? Yang ingin kamu hancurkan?

Hari itu entah kenapa egoku yang biasanya sangat kuat dan sombong hancur. Aku telah menjadi monster bagi orang yang kusayangi .Betapa aku telah mengkufuri nikmat Allah, masih pantaskah aku mengaku pecinta Mu?

Sebetulnya aku sudah menyadari keberadaan setan dalam diriku tersebut. Bahkan aku lebih mempercayai istriku dari diriku sendiri. Semoga Allah mengampuni, dulu aku sering memohon agar sesegera mungkin diakhiri hidupku sebelum aku menyakiti orang tersayang di sekitarku. Sungguh!

Sebetulnya sifat ini adalah sifat ayahku, dan masa kecil sangat penuh dendam karena ini. Jujur saja, aku benci beliau.  Tapi benar adanya, kita tak boleh membenci sesuatu, karena lambat laun akan menyerupai yang kita  benci.

Setan yang berwujud anger inside sebetulnya sudah banyak menimbulkan masalah dalam hidupku. Tapi aku memang keras kepala. Hingga akhirnya aku menjelma menjadi monster dalam keluargaku sendiri.

Tapi lagi lagi istriku yang berhati malaikat merengkuh marahku, sedihku dan keputus asaan atas sifatku ini. Dengan kelembutan selalu menerima dan menolong diriku dari lubang setan jahanam ini. Aku ingin jadi orang sabar ya Allah!

Bantu aku Allah, sang penguasa hati manusia.

Sang Maha pembolak balik hati manusia.

KepadaMu aku bersandar dan mohon pertolongan.

Tuhan ,aku bertobat.

Tuhan aku mengemis padaMU


Jakarta 14 Desember 2016.