Flashback.........(dari sudut pandang suami/calon ayah 18 thn yg lalu)
18 thn yg lalu, setelah mengalami keguguran, dan penantian, akhirnya istriku hamil. Sangat bahagia namun juga ada kawatir mengingat kejadian sebelumnya yg kami alami.
Singkat cerita, dalam usia hamil kurang lebih 2 bulan, saat di toilet istriku pendarahan. Ya Allah, darahnya sangat banyak shg aku berpikir bhw kehamilan tsb tidak bisa diselamatkan. Kami ke rs dan dibawa ke rs azra bogor. Dokter yg menangani adalah dr Surya Chandra yg sangat baik hati. Sungguh beruntung Allah menghadirkan dokter yg sangat tenang dan simpatik ini.
Dokter menyatakan bhw kandungan masih bisa diselamatkan, dan semua ini terjadi karena plasenta yg letaknya di bawah atau disebut plasenta previa. Normalnya plasenta bergerak dan terletak di sisi samping atau atas, shg tidak menghalangi jalan lahir.
Akhirnya kami simpulkan bhw harus bedrest, dan mengurangi posisi horisontal. Terbayang masih ada 7 bulan lagi yg harus kami jalani. Kuatkah istriku? Trus siapa yg merawat, tidak punya pembantu dan jauh dari orang tua. Berbagai pertanyaan muncul. Dan akhirnya nalarku yg ambil alih keputusan, aku berhenti kerja, istriku bed rest. Tidak ada pilihan lain. Dan dimulaikah era baru perjalanan bed rest istri selama 7 bulan.
Menjalani 7 bulan bedrest, bagi kami terasa gamang. Orangtua jauh tdk bisa kita mintai tolong, tidak punya pembantu krn kami dari keluarga pas pasan. Bahkan kasur kami pinjam, karena kasur yang kami miliki springbed murahan yang pernya tajam, sakit di punggung. Kami pinjam kasur lateks yg bisa tidak menyakiti punggung. Umtuk mandi harus disediakan kursi sehingga istriku tidak perlu berdiri terlalu lama. Makan di kasur, nonton tv, semua kegiatan dilakukan sambil berbaring.
Istriku sangat tabah menjalani bed rest, walau kadang terasa lelah dan jemu menyerang. Seminggu sekali aku pijat punggung istriku agar tidak terlalu pegal. Berkat menunggui istriku aku jadi belajar masak. Walau kadang masih malu untuk berkerumun dengan ibu ibu tetangga mengerubuti tukang sayur.
Istriku awalnya sempat menangis, sedih karena aku harus berhenti kerja. Tapi semuanya kita jalani dengan (terpaksa) ikhlas :). Dan sungguh, ini adalah moment "indah" kita karena kita jadi merasa saling memiliki satu sama lain, saling menguatkan dan memberi kekuatan.
Demikianlah waktu berjalan. Untung istriku suka masakanku, walau cuma telor ceplok dan tempe goreng. Kadang kita pesen pizza. Ngaji. Merenda.Nonton sinetron. Intinya kita bersama menjalani hari demi hari. Sungguh berat menjadi ibu, pantas nabi menempatkan seorang ibu tiga derajat di atas seorang ayah.
Selama kurun waktu bed rest, istriku sempat diopname karena tensinya tinggi. Alhamdulillah 3 hari dirawat diperbolehkan pulang.
Menjelang minggu ke 38, saat kelahiran kita mempersiapkan diri. Operasi caesar karena memang itu yg bisa dijalani seorang placenta previa dalam proses kelahiran . Alhamdulillah, anak kita lahir tanpa kurang sesuatu apa.
Berikut sedikit tips bagi mereka yang Plasenta Previa :
- Hindari semua makanan yg terlalu asin, pedas, berbumbu karena bisa berpengaruh terhadap kehamilan. masak sendiri biar higienis.
- Usahakan tiap hari makan buah,pepaya kalau bisa sehingga tidak perlu mengedan waktu buang air.
- Ada seseorang yang menjaga selama 24/7 karena namanya pendarahan bisa seiap saat terjadi.
- Jaga kesehatan, hindari kontak dengan orang2 yang flu dan sejenisnya.
- Beri kasur yang berkualitas (latex asli), karena bed rest berbulan2 bisa berpengaruh pada tulang punggung.
- Musuh utama adalah kebosanan, sehingga harus dicari kegiatan yang variatif.
- Finansial mesti dipersiapkan, terutama bila suami harus tidak kerja. Kelahiran dengan caesar membutuhkan biaya yang lebih besar daripada kelahiran normal.
- Semangat harus tetap dijaga.
Hikmah yang kita jalani, memang butuh kesabaran. Dukungan suami atau keluarga, sangat diperlukan. Berbagi penderitaan lah. Bayangkan betapa berat beban derita seorang calon ibu, terutama bila ada placenta previa. Setidaknya dengan suami mendampingi, beban ujian sedikit terkurangi.
Setelah kelahiran, butuh perawatan fisik yang cukup lama. Selain karena operasi caesar, juga terbaring selama 7 bulan dipastikan fisik dan otot sangat terpengaruh. Bahkan untuk sholat berdiri, pertama-tama ruku aja tidak sanggup, setelah sebelumnya 7 bulan shalat dilakukan sambil tidur.
Kita manusia memang tidak bisa menghindari ujian, dan cobaan yang seringkali berupa penderitaan. Yang bisa kita lakukan hanyalah memberi makna dalam setiap cobaan tersebut.
Semoga tulisan ini bermanfaat buat para calon ibu dan calon ayah yang mengalami placenta previa.
Bogor, September 2017


