Apakah surga itu istriku?
Aku bertanya padamu.
Tempat dimana kita bersama, tiada khawatir dan duka cita
itu jawabmu
Apakah bahagia itu istriku?
Saat dimana kita bertiga bersama
Saat kamu bebas dari evilmu
Saat kamu merasa bebas dari sakitmu
Apakah tempat yang paling indah, istriku?
Tempat yang hanya kita tahu
Jauh dari mereka semua
dan kita bergandengan tangan, bercanda bersama - itu jawabmu
Apakah kamu bahagia istriku?
Aku selalu berbahagia bersamamu.
Luka yang dulu aku sudah lupa
Sakit yang lalu sudah tiada
Semua jawabmu selalu tentangku
Tentang anak kita
Tentang keluarga kita
Lalu bagaimana dengan dirimu.
Pantas surga memang milik istri
yang telah menjadi ibu
dan meniadakan dirinya
di sini , ya disini.
Jakarta, 17 December 2019
Angkot adalah rajanya bogor. Bahkan taxi pun tidak bisa beroperasi karena monopoli ini. Hujan pun kalah. Bogor pun jadi kota angkot.
Minggu, 15 Desember 2019
GUOBLOKE POLL
Gubloke Poll!! Yah, itu kata-kata yang dulu sering aku ucapkan sambil bercanda kala ngajar teman matematika atau fisika jaman sekolah dulu. Aku sih tahu, temanku kadang rada sakit hati, tapi ya gimana, mereka mengakui bahwa cara menerangkan ku adalah yang paling mudah dipahami.
Jaman SMA dulu, aku bisa ngajari teman dalam waktu 1-2 jam untu pelajaran fisika dan math, sehingga teman yang paling guoblok pun, yang biasanya nilainya 1 sd 4 bisa meraih nilai 8. Tapi ya itu kekuranganku, kalau ngeledek or misuh kadang kebangetan, walau sambil ketawa dan bercanda.
Rata-rata aku paham bahwa teman-temanku sebetulnya tidak goblok sih, cerdas lah, cuma mereka punya habit yang membuat jadi sebuah karakter yang berakibat jadi gagal dalam pelajaran terutama matematika dan fisika. Nah, aku membongkar ini, dan setelah kebongkar mereka akan merasakan bahwa soal soal fisika dan math SMA tersebut gak sulit kok.
Tapi itu 35 tahun yang lalu........:)
Dan sekarang di usia yang mencapai hampir 50 tahun, aku mencoba kuliah lagi. Jurusan yang kuambil berbeda jauh dengan major ku, yaitu IT. alias coding2 gitu.
Dulu memang pernah belajar coding : FORTRAN, BASIC itupun prosedural, dan mentok di buble sort. Ambyar kan. Dulu menguasai logic bubble sort udah merasa programmer banget..wkwkwk
Dan kini aku mempelajari C++ OOP. Matek aku....jauh banget dari yang aku dulu tahu.....
Mau tanya tanya anakku yang masih kuliah, doi lagi kost dan supersibuk. Tanya teman yang lulusan kampus antah berantah, jurusan IT jawabannya sama: UDAH LUPA PAK. Aku sangsi dia lupa, mungkin juga memang gak pernah paham, mungkin juga ijazahnya bikin dari photoshop...ha..ha..ha..
Setelah melewati beberapa bulan, aku merasa mampet. Asli, otak tua itu memang bolot banget. Tapi, bukanya aku masih bisa berpikir jernih, logic kalau menyelesaikan kerjaan? Mestinya tua jangan jadikan alasan.
Ternyata aku tahu jawabannya : AKU MELAKUKAN HAL YANG SAMA DENGAN TEMAN TEMAN SMA DULU YANG BOLOT YANG DULU SUKA AKU MAKI : GUBLOKE POL.....
Apa itu, Kebiasaan apa itu yang membuat otakku menjadi bolot?
1. Tidak tekun belajar. Belajar 10 menit, brwsing, 10 menit, jalan-jalan
2. Buru-buru ingin mencapai paham tanpa mau memahami konsep fundamental
3. Ingin cepat menyelesaikan soal, dipikir makin rajin latihan soal makin paham. Padahal tidak
4. Target yang dipakai waktu. misalnya : perhari dapat 2 bab, per jam 5 halaman. Padahal yang penting itu paham. Lebih baik lambat tapi paham.
Demikianlah. Kali ini aku akan mencoba mengkoreksi cara belajarku. Dan hari ini aku akan berdiri di depan cermin, menatap wajahku sendiri, sambil mengatakan : GUOBLOKE POLL !!!
Jakarta 16/12/2019
Jaman SMA dulu, aku bisa ngajari teman dalam waktu 1-2 jam untu pelajaran fisika dan math, sehingga teman yang paling guoblok pun, yang biasanya nilainya 1 sd 4 bisa meraih nilai 8. Tapi ya itu kekuranganku, kalau ngeledek or misuh kadang kebangetan, walau sambil ketawa dan bercanda.
Rata-rata aku paham bahwa teman-temanku sebetulnya tidak goblok sih, cerdas lah, cuma mereka punya habit yang membuat jadi sebuah karakter yang berakibat jadi gagal dalam pelajaran terutama matematika dan fisika. Nah, aku membongkar ini, dan setelah kebongkar mereka akan merasakan bahwa soal soal fisika dan math SMA tersebut gak sulit kok.
Tapi itu 35 tahun yang lalu........:)
Dan sekarang di usia yang mencapai hampir 50 tahun, aku mencoba kuliah lagi. Jurusan yang kuambil berbeda jauh dengan major ku, yaitu IT. alias coding2 gitu.
Dulu memang pernah belajar coding : FORTRAN, BASIC itupun prosedural, dan mentok di buble sort. Ambyar kan. Dulu menguasai logic bubble sort udah merasa programmer banget..wkwkwk
Dan kini aku mempelajari C++ OOP. Matek aku....jauh banget dari yang aku dulu tahu.....
Mau tanya tanya anakku yang masih kuliah, doi lagi kost dan supersibuk. Tanya teman yang lulusan kampus antah berantah, jurusan IT jawabannya sama: UDAH LUPA PAK. Aku sangsi dia lupa, mungkin juga memang gak pernah paham, mungkin juga ijazahnya bikin dari photoshop...ha..ha..ha..
Setelah melewati beberapa bulan, aku merasa mampet. Asli, otak tua itu memang bolot banget. Tapi, bukanya aku masih bisa berpikir jernih, logic kalau menyelesaikan kerjaan? Mestinya tua jangan jadikan alasan.
Ternyata aku tahu jawabannya : AKU MELAKUKAN HAL YANG SAMA DENGAN TEMAN TEMAN SMA DULU YANG BOLOT YANG DULU SUKA AKU MAKI : GUBLOKE POL.....
Apa itu, Kebiasaan apa itu yang membuat otakku menjadi bolot?
1. Tidak tekun belajar. Belajar 10 menit, brwsing, 10 menit, jalan-jalan
2. Buru-buru ingin mencapai paham tanpa mau memahami konsep fundamental
3. Ingin cepat menyelesaikan soal, dipikir makin rajin latihan soal makin paham. Padahal tidak
4. Target yang dipakai waktu. misalnya : perhari dapat 2 bab, per jam 5 halaman. Padahal yang penting itu paham. Lebih baik lambat tapi paham.
Demikianlah. Kali ini aku akan mencoba mengkoreksi cara belajarku. Dan hari ini aku akan berdiri di depan cermin, menatap wajahku sendiri, sambil mengatakan : GUOBLOKE POLL !!!
Jakarta 16/12/2019
Kamis, 12 Desember 2019
Mood Booster HARI INI
Hari ini terasa lelah, bolak balik 120 km dan 5 jam perjalanan setiap hari. Kebetulan sampai kantor kepagian, masih sepi. Biasanya saya manfaatkan kadang ngaji, meditasi, ataupun sekedar nonton youtube sekedar refreshing.
Tapi pagi ini waktu ingin membuka video2 meditasi di youtube, pindah ke salah satu video musik yang membuatku merasakan jatuh cinta yang kurasakan 26 tahun yang lalu. Sambil memejamkan mata, dan mengingat rasa yang mungkin sudah lama terlupakan.
BE STILL MY HEART, LATELY, ITS MIND IS ON ITS OWN
IT WOULD GO FAR AND WIDE, JUST TO BE NEAR YOU
Sebuah perasaan yang jatuh cinta yang indah, saat dimana berdekatan denganmu membuatku menemukan rasa damai dan nyaman.....
Aku mengingat lagu ini terasa sangat mengiris hatiku saat aku KKN, dan berjauhan denganmu. Ada rasa rindu, tapi merasa tak pantas karena waktu itu kamu hanya sahabatku. Dan bertanya-tanya adakah engkau merasakan yang aku rasakan?
ANYONE WHO'S SEEN US
KNOWS WHAT'S GOING ON BETWEEN US
IT DOESN'T TAKE A GENIUS TO READ BETWEEN THE LINES
AND ITS NOT JUST WISHFULL THINKING
OR ONLY ME WHO'S DREAMING
I KNOW WHAT THESE ARE SYMPTOMPS OF
WE COULD BE IN LOVE
Ya, we could be in love. It doesn't take a genius to read between the line. Kadang ada saatnya waktu itu aku merasa bahwa kamu juga punya rasa yang sama. "Line" itu memang ada. Namun terkadang rasa pesimis itu datang, mungkinkah itu hanya perasaanku, G R ku(bukan GnR) ?. or only me who's dreaming?
Dan sekarang kami sudah saling memiliki. Kadang masih tidak percaya bahwa kita akan bersama seperti ini. Namun kala rasa murka menerpa kadang seakan lupa bahwa perasaan galau, rindu yang menggelisahkan ini pernah singgah di hatiku 26 tahun yang lalu.
Dan lagu ini jadi meditasi pagi ini, sambil memekarkan cakra jantung pusat kasih sayang dan kebahagiaan........
Jakarta 13 Desember 2019
We could be in Love - Lea Salonga & Bread Kane, courtessy of Youtube
Tapi pagi ini waktu ingin membuka video2 meditasi di youtube, pindah ke salah satu video musik yang membuatku merasakan jatuh cinta yang kurasakan 26 tahun yang lalu. Sambil memejamkan mata, dan mengingat rasa yang mungkin sudah lama terlupakan.
BE STILL MY HEART, LATELY, ITS MIND IS ON ITS OWN
IT WOULD GO FAR AND WIDE, JUST TO BE NEAR YOU
Sebuah perasaan yang jatuh cinta yang indah, saat dimana berdekatan denganmu membuatku menemukan rasa damai dan nyaman.....
Aku mengingat lagu ini terasa sangat mengiris hatiku saat aku KKN, dan berjauhan denganmu. Ada rasa rindu, tapi merasa tak pantas karena waktu itu kamu hanya sahabatku. Dan bertanya-tanya adakah engkau merasakan yang aku rasakan?
KNOWS WHAT'S GOING ON BETWEEN US
IT DOESN'T TAKE A GENIUS TO READ BETWEEN THE LINES
AND ITS NOT JUST WISHFULL THINKING
OR ONLY ME WHO'S DREAMING
I KNOW WHAT THESE ARE SYMPTOMPS OF
WE COULD BE IN LOVE
Ya, we could be in love. It doesn't take a genius to read between the line. Kadang ada saatnya waktu itu aku merasa bahwa kamu juga punya rasa yang sama. "Line" itu memang ada. Namun terkadang rasa pesimis itu datang, mungkinkah itu hanya perasaanku, G R ku(bukan GnR) ?. or only me who's dreaming?
Dan sekarang kami sudah saling memiliki. Kadang masih tidak percaya bahwa kita akan bersama seperti ini. Namun kala rasa murka menerpa kadang seakan lupa bahwa perasaan galau, rindu yang menggelisahkan ini pernah singgah di hatiku 26 tahun yang lalu.
Dan lagu ini jadi meditasi pagi ini, sambil memekarkan cakra jantung pusat kasih sayang dan kebahagiaan........
Jakarta 13 Desember 2019
We could be in Love - Lea Salonga & Bread Kane, courtessy of Youtube
Rabu, 11 Desember 2019
ME AND MY MENTAL ILLNESS #7 Sosmed Pisau bermata dua
Sebagai seorang Bipolar, internet bisa dikatakan sebagai sumber informasinya. Hampir mustahil menemukan informasi tentang Bipolar yang komprehensif di seminar, toko buku dll. Seandainya ada pun, jalan masuknya melalui internet.
Demikian juga dengan saya, mencari informasi sekaligus mencari teman atau komunitas yang mempunyai masalah yang sama dengan saya. Di salah satu sosmed, ada komunitas bipolar dan saya pun bergabung di dalamnya, kurang lebih 3 bulan. Sekarang, saya sudah merasa cukup, atas informasi tersebut, dan menonaktifkan sosmed tersebut.
Berikut perjalanan saya dan kesan menggunakan sosmed sebagai seorang ODB.
Demikian juga dengan saya, mencari informasi sekaligus mencari teman atau komunitas yang mempunyai masalah yang sama dengan saya. Di salah satu sosmed, ada komunitas bipolar dan saya pun bergabung di dalamnya, kurang lebih 3 bulan. Sekarang, saya sudah merasa cukup, atas informasi tersebut, dan menonaktifkan sosmed tersebut.
Berikut perjalanan saya dan kesan menggunakan sosmed sebagai seorang ODB.
- Kesan pertama : senang
- Kesan kedua : iba dan ingin membantu
- Kesan berikutnya : kagum pada beberapa orang yang sukses
- Kesan berikutnya : sedikit muak
- Kesan terakhir : Cukup di sini. Deaktivasi sosmed, keluar dari keanggotaan.
1. Kesan Pertama : senang. Ya, senang karena ternyata saya tidak sendirian. Dari keluhan-keluhan yang ada, banyak yang menyerupai saya. Jadi berbesar hati, karena yang saya jalani ternyata tidak parah-parah amat.
2. Kesan kedua : iba dan ingin membantu. Bagaimana tidak iba, keluhan rata-rata ingin bunuh diri, ingin mati, disiksa keluarga. Dihina suami, ditinggalkan istri. Dipecat dari kantor. Serasa ingin membantu , minimal memberi saran, menguatkan dan memberi semangat. Setelah memberi semangat dsj, ada rasa sedikit bangga karena telah berbuat baik. Yang akhirnya aku sadari itu absurd banget ha ha ha ....
3. Kesan berikutnya : kagum pada beberapa orang yang sukses. Ya kagum, karena bisa menjalani kestabilan dengan bagus, tanpa obat, bisa produktif. Mulailah satu demi satu aku DM, sekedar tukar pikiran atau meminta saran. Bagus-bagus sih sarannya. Namun, ternyata banyak yang dari mereka sendiri, setelah aku lihat , sebetulnya belum "beres" juga. Ada orang yang history nya, me "like" postingannya sendiri, sampai puluhan/ratusan. Ada yang mengklaim bebas obat, tapi postingan tumblr nya isinya obat-obat psikotik. Ada yang memberi saran, konsep dsj, tapi ternyata statusnya useless di rumah dsj. Intinya banyak juga yg sebetulnya belum level "stabil" tapi melakukan self proclaimed demi mendapatkan simpati dan kekaguman.
Ya sebetulnya sah-sah saja, namanya juga dunia sosmed, kamu bisa menjadi siapa saja. Yang aku ambil benang merahnya adalah bahwa ODB sebagian memang punya sedikit "kekurangan" yaitu jiwanya sepi sehingga suka mencari perhatian. Maaf, bukan ngejudge, ini penilaian pribadi.
4. Kesan berikutnya; sedikit muak. Sedikit ya, karena nggak muak muak amat. Ada yang ngeluh ini itu, yg sebetulnya solusinya simple, mereka menolak solusi apapun dan memilih menjadi victim selamanya, bahkan menikmatinya. Ya mereka menikmatinya. Ada yg hanya butuh dikagumi, tapi begitu orang lain berada pada posisi lebih stabil, mereka langsung menghindari. Memang bipolar ini anjing banget, apalagi kalau mood swing itu membadai. Tapi, tidak harus semua kebodohan, kemalasan, ketidakmampuan kita , trus dikaitkan karena bipolar. Bisa jadi memang kita lebay, tanpa BD kita lebay. Tanpa BD pun kita bodoh dan malas, dan tanpa BD pun kita terasing karena sihat buruk kita. Bisa jadi. Jangan jadikan BD sebagai alasan atas semua kegagalan kita.
5. Kesan terakhir : cukup disini. I'm out. goodbye sosmed. Nampaknya sudah cukup disini. Gambaran besar insya Allah sudah aku dapatkan.
Dan komunitas berbasis sosmed, buat saya pribadi, ini bila diteruskan menjadi toxic.
Bagi saya, sosmed bermanfaat, asal secukupnya. Terimakasih kepada para voulenteer yang sudah membuat komunitas tersebut. Namun, semua itu ada batas cukupnya. Karena mengeluh itu addicted, curhat addicted, sampai lupa untuk menjadi manusia.
Namun pengalaman di sosmed semua itu tidak sia-sia, minimal mengembalikan rasa syukur Tuhan atas semua yang sudah saya miliki.
memang sosmed seperti pisau bermata dua untuk kami para ODB.
jakarta desember 2019.
Jumat, 06 Desember 2019
ME AND MY MENTAL ILLNESS # 6 GOOD FOOD GOOD MOOD
Mental Illnes, atau penyakit kejiiwaan, dimula dari ketidak seimbanngan neurotransmitter di dalam otak. Serotonine, dopamine dlsb. Otak itu sendiri, hidup sebagai entitas yang dihidupi olah nutrisi yang berasal dari makanan yang kita makan. Dengan demikian jenis makanan, kualitas dan kuantitasnya sangat mempengaruhi kualitas kesehatan otak itu sendiri.
Good Food Good Mood. Namun nampaknya masalah nutrisi ini tida terlalu mendapat perhatian dari para psikatris. Mereka terlalu fokus oleh penggunaan obat obatan untuk menyelesaikan ketidak sehatan otak itu. Depresi diberi anti depresan. Manik diberi mood stab. Lalu bagaimana dengan wanita hamil, menyusui, dimana mereka tidak diperbolehkan minum obat. Disini terlihat ambigu dan paradoxnya. Ada beberapa teman komunitas ODB yang kebetulan menyusui, hamil menemui masalah ini. Singkatnya, ada kondisi dimana obat bukanlah solusi.
Good Food Good Mood. Namun nampaknya masalah nutrisi ini tida terlalu mendapat perhatian dari para psikatris. Mereka terlalu fokus oleh penggunaan obat obatan untuk menyelesaikan ketidak sehatan otak itu. Depresi diberi anti depresan. Manik diberi mood stab. Lalu bagaimana dengan wanita hamil, menyusui, dimana mereka tidak diperbolehkan minum obat. Disini terlihat ambigu dan paradoxnya. Ada beberapa teman komunitas ODB yang kebetulan menyusui, hamil menemui masalah ini. Singkatnya, ada kondisi dimana obat bukanlah solusi.
Meditasi, SEFT, EFT, CBT atau apapun itu bisa menjadi jalan pembantu. Dan banyak psikatris yg menyarankannya. Tapi jarang yang menyentuh masalah nutrisi.
Aku sendiri , mulai belajar untuk makan secara bersih beberapa minggu ini. Sayur organik, buah, anti daging merah, anti guten, anti gula,tepung rfinasi. Daging hanya ikan dan ayam. Nasi sedikit.
Terasa mulai sedikit ada stabilitas, walau tidak minum obat. Semoga bulan ini bisa stabil.
Langganan:
Komentar (Atom)